Peresmian Puskesmas Oesapa dan Launching Puskesamas peduli HIV / AIDS

Kota Kupang (16/08/2016). Upaya Pemerintah Kota Kupang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya terus dilakukan. Selain peningkatan RSUD SK Lerik menjadi RS rujukan tingkat pertama dengan pembangunan gedung yang nyaman dan layak bagi masyarakatnya, juga dilakukan peningkatkan pelayanan pada puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Kupang menjadi puskesmas reformasi.

Salah satu terobosan terbaru yang dilakukan Pemkot yakni membentuk Puskesmas peduli HIV/ AIDS di Puskesmas Oesapa. Sebelumnya telah dibentuk Puskesmas Peduli Anak pada Puskesmas Pasir Panjang dan Puskesmas Kota Kupang serta Puskesmas Peduli Kanker Serviks di Puskesmas Bakunase. Peluncuran Puskesmas Oesapa menjadi Puskesmas Peduli HIV/AIDS dilakukan bertepatan dengan peresmian gedung puskesmas tersebut oleh Walikota Kupang, Jonas Salean, SH.,M.Si, Sabtu 13 Agustus 2016.

Puskesmas Oesapa yang dideklarasikan sebagai puskesmas peduli HIV/AIDS didukung penuh oleh Komisi Peduli AIDS (KPA) Kota Kupang. Demikian dilaporkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupangdr. Ary Wijana selaku ketua panitia kegiatan. Disampaikan, selain melakukan penyamatan tanda puskesmas Oesapa sebagai puskesmas peduli AIDS juga dilakukan peresmian klinik Voluntary Counseling Test (VCT) yang telah dibentuk, yaitu Klinik VCT yang merupakan jejaring dari klinik Sobat yang ada di rumah sakit.

Puskesmas ini juga mendapat sumbangan alat bidan KIT dari Stikes CHMK karena kolaborasi dalam cakupan peningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian. “Rencananya puskesmas Oesapa akan menjadi puskesmas rawat inap khusus untuk masyarakat dalam lingkup pelayanannya,” ungkapnya.

Disampaikan Puskesmas Oesapa merupakan puskesmas ketiga yang berlantai 2 setelah Puskesmas Oepoi dan Puskesmas Manutapen. Pembangunan gedung baru dengan memindahkan lokasi puskesmas yang sebelumnya di belakang kantor Lurah menurutnya sebagai solusi puskesmas yang sudah overloud pelayanan dimana keseharian pasien datang membawa tempat duduk sendiri dan duduk di badan jalan.

Dijelaskan, di tahun 2016 ini juga puskesmas Oebobo juga dipindahkan dari Jalan Bhakti Karang ke Jalan Palapa juga berlantai 2. Menurutnya Pemkot menargetkan 10 Puskesmas di Kota Kupang berlantai 2 mengingat lahan yang terbatas. “Terlebih nanti per 1 Januari 2017 Kota Kupang akan menerapkan KTP sehat. Maka dari itu unit layanan terus ditingkatkan dan pada 2017-2022 akan ditambahkan 4 puskesmas sesuai laju pertumbuhan masyarakat Kota Kupang” ujarnya.

Walikota Kupang dalam sambutannya menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan atas pembangunan puskesmas Oesapa. “Dari puskesmas yang begitu kumuh, kita dapat gedung yang baru. Kita terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang mengalokasi dana khusus untuk pembangunan gedung ini,” ucapnya. Terhadap launching Puskesmas Oesapa menjadi Puskesmas peduli HIV/AIDS, menurut Walikota puskesmas ini menjadi puskesmas yang dapat menjadi contoh.

Disampaikan Walikota, untuk HIV/AIDS satu-satunya daerah dengan anggaran terbesar adalah Kota Kupang. “Untuk 2017, kita siapkan 1.5 Miliar. Karena kita lihat terus berkembang. Kita ingin kota Kupang terbebas dari HIV, walaupun sulit tapi minimal kita mulai membentengi ini, yang hasilnya akan nampak 10-20 tahun mendatang,” ucapnya. Ditambahkan HIV ini hampir mirip dengan narkoba tetapi lebih berbahaya lagi, sehingga kita terus tingkatkan anggaran untuk sosialisasi, sarana prasarana, dan lain sebagainya. “Tugas pemerintah dan dewan adalah untuk menjaga warganya tetap sehat. Pemerintah tidak ingin rakyat sakit. Ini yang terus kita kembangkan sehingga bidang kesehatan menjadi perhatian kita. Kesehatan, ekomomi, pendidikan sudah mulai membaik termasuk infrastruktur”.

Dikatakan dengan jumlah warga Oesapa sebanyak hampir 28.000 penduduk, Pemerintah terus mengupayakan bidang kesehatan menjadi prioritas untuk tahun-tahun ke depan. “Karena apa gunanya kita mempunyai semua tetapi tidak sehat,” ujarnya. Kedepan, lanjutnya, masyarakat yang datang berobat cukup membawa KTP, terkecuali yang masuk melalui BPJS. Kebijakan program pelayanan kesehatan dengan KTP ini berdasarkan pada jumlah rakyat yang berobat ke puskesmas/RS. Untuk itu pemkot menyiapkan dana dalam ABPD bagi yang berobat ke puskesmas/RS sehingga dana itu akan masuk kembali ke ABPD dan tidak hilang.

Walikota juga menyambut para mahasiswa khususnya bidang kesehatan yang datang untuk praktek di layanan kesehatan di Kota Kupang baik di pustu, Puskesmas maupun RS. Dengan demikian para mahasiswa mahasiswa kesehatan dapat turut membantu warga Kota.

Terkait dana kapitasi di Puskesmas, Walikota telah minta untuk ditingkatkan dari 60 persen menjadi 75 persen bahkan di tahun 2017 ditingkatkan menjadi 90 persen. “Sehingga pelayanan jadi lebih baik. Saya harap jajaran puskesmas dapat mejaga komitmen ini. Dan ini harus disampaikan kepada seluruh kepala puskesmas yang ada di Kota Kupang,” ujarnya. disampaikan pengaduan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan semakin berkurang sehingga dana kapitasi layak untuk ditingkatkan.

Hadir dikesempatan tersebut, Anggota DPRD Kota Kupang, Ketua TP. PKK Kota Kupang, Sekretaris KPA Provinsi NTT dan Kota Kupang, para Kepala Puskesmas, komunitas Peduli HIV/AIDS Kota Kupang, para pimpinan SKPD, tokoh masyarakat dan tenaga medis serta para sponsor. ♦ humas pemkot kupang